Hikmah dari Sebuah Jam
1
komentar
Seorang pembuat jam berkata kepada jam yang sedang dibuatnya.
“Hai jam, sanggupkah kamu berdetak 31.104.000 kali selama setahun?”
“Ha?! Sebanyak itukah?!” kata jam terperanjat, “Aku tidak akan sanggup!”
“Ya sudah, bagaimana kalau 86.400 kali saja dalam sehari?”
“Delapan puluh ribu empat ratus kali?! Dengan jarum yang ramping seperti ini?! Tidak, sepertinya aku tidak s
anggup,” jawab jam penuh keraguan.
“Baik, bagaimana jika 3.600 kali dalam satu jam?”
“Dalam satu jam berdetak 3.600 kali? Tampaknya masih terlalu banyak bagiku.” Jam bertambah ragu dengan kemampuannya.
Dengan penuh kesabaran, tukang jam itu kembali berkata, “Baiklah kalau
begitu, sebagai penawaran terakhir, sanggupkah kamu berdetak satu kali
setiap detik?”
“Jika berdetak satu kali setiap detik, aku pasti
sanggup!” Kata jam dengan penuh antusias. Maka, setelah selesai dibuat,
jam itu berdetak satu kali setiap detik.
Tanpa terasa, detik
demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata
selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti
ia telah berdetak sebanyak 31.104.000 kali dalam setahun, yang juga
setara dengan berdetak 86.400 kali dalam sehari, yang setara pula dengan
berdetak 3.600 kali dalam satu jam.
Pesan dari kisah tersebut:
Kita sering meragukan dan underestimated terhadap kemampuan diri
sendiri untuk mencapai goal, pekerjaan, dan cita-cita yang tampak sangat
besar. Kita lantas menggangapnya sebagai hal sangat berat yang tidak
mungkin dapat kita angkat. Namun sebenarnya apabila hal yang dianggap
besar tersebut kita perkecil dan perkecil lagi, lantas kemudian kita
realisasikan hal-hal kecil tersebut secara konsisten serta kontinu,
niscaya hal besar yang semula kita anggap tidak mungkin tercapai itu
akan terealisasikan.
Intinya, hal besar akan tercapai dengan
konsistensi dan kontinuitas, atau dengan istilah lain yang sering
digunakan masyarakat: istiqamah, Tentu melekatkan konsistensi dan
kontinuitas kepada diri sendiri itu bukan hal yang mudah, karena akan
menimbulkan kelelahan yang sangat.
Al-Mutanabbi berkata dalam syairnya yang masyhur,
وَإِذَا كَانَت النُّفُوْسُ كِبَارًا تَعِبَتْ فِي مُرَادِهَا الْأَجْسَام
ُ Dan sekiranya jiwa itu besar, tentulah jasad itu akan letih dalam menggapai maksudnya. [Khizānah al-Adab I/251.]
Ingat, seribu langkah tidak akan ada tanpa adanya satu langkah pertama. Garis panjang hanyalah merupakan kumpulan dari titik-titik.
Artikel: adniku.com
Publish ulang oleh: Ja'far Shodiq جعفر الصاديق ™
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Hikmah dari Sebuah Jam
Ditulis oleh iqbal
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://iqbal-muwahid-musalam.blogspot.com/2012/11/pelajaran-dari-sebuah-jam.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh iqbal
Rating Blog 5 dari 5
1 komentar:
Ijin kopas gambarnya gan !!
Posting Komentar