Kisi Kisi dan Kata Kunci UAS SMA Ma'arif & SMK Fatah Ma'sum

Posted by Unknown 0 komentar
Pelaksanaan Ulangan Akhir Semester / Penilaian Akhir Semester untuk SMA Ma'arif Peundeuy dan SMK Fatah Ma'sum tahun pelajarana 2018/2019 semester ganjil, dilaksanakan mulai pada tanggal 26 November 2018. Supaya siswa dapat menjawab soal UAS dengan baik, maka siswa harus menguasai semua pelajaran yang diberikan oleh guru. Umumnya kebiasaan orang indonesia kalau ada ujian UAS atau yang sejenisnya, para siswa jarang sekali mempersiapkannya di jauh jauh hari, yang ada adalah sistem kebut semalam. Itu kebiasaan yang salah kaprah, syukur-syukur kalau otaknya mampu menampung semua yang ia pelajari semalam. Sudut pandang seperti ini harus dirubah, biasakan membaca, memahami, menghafal jauh-jauh hari, bukan hanya untuk persiapan ujian tapi rubah mindset nya bahwa apa yang kita pelajari akan kita sampaikan kepada orang lain. Sehingga ada dorongan/tuntutan batin bahwa kita harus mengerti dengan baik dan sempurna, sebelum diajarkan kepada orang lain. Apalagi lebih baik diniatkan dalam hati untuk beramal, beramal apa? Beramal ilmu, tentunya niat lillah. Agar berkah ilmunya, yang mengantarkan berkah di dunia dan akhirat. 

Berikut disediakan kisi - kisi UAS agar siswa dapat memprediksi pokok bahasan yang diujikan. 
1.      SMA Ma'arif Peundey : Kimia XI MIPAUAS Ganjil 2018/2019
2.      SMK Fatah Ma’sum    :  Kimia X RPL & TBSM UAS Ganjil 2018/2019
                                                 MatematikaXII RPL UAS Ganjil 2018/2019  
                                                 MatematikaXII TBSM UAS Ganjil 2018/2019

Baca Selengkapnya ....

Waktu dan Hari Dilarangnya Berpuasa

Posted by iqbal 1 komentar







Waktu diharamkannya puasa bagi umat Islam diantaranya :

1.    Dua hari Raya (Hari raya ‘Idul Fitri dan Idul Adha)

Hadis dilarangnya berpuasa didua hari raya :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari puasa pada dua hari: Idul Fithri dan Idul ‘Adha. (HR. Muslim)”

            Jadi jelaslah berdasarkan hadis ini, umat islam dilarang berpuasa pada dua hari raya. Pada hari raya Idul Fithri merupakan hari kemerdekaan. Maksudnya merdeka karena telah melakukan puasa dimana kita menahan dari rasa lapar, haus, juga menahan hawa nafsu. Kemerdekaan ini dirayakan oleh umat Islam baik saling berbagi dari rumah ke rumah dengan cara tidak langsung, seperti dengan silaturahmi berkunjung ke rumah rumah tetangga, sodara, dll. Pada hari raya Idul ‘Adha merupakan momen untuk saling berbagi dengan kaum Dua’afa atau Kerabat melalui daging kurban. Baik menyantapnya bersama-sama atau dengan kegiatan lain.

2.   Pada Hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhizah)/(Ayyamut Tasyriq’)

عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Dari Nubaisyah Al Hudzalli, ia bersabda bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari tasyrik adalah hari makan dan minum” (HR. Muslim).

إِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْب وَذِكْرِ اللهِ تَعَالى – رواه مسلم

“Sesungguhnya hari itu (tasyrik) adalah hari makan, minum dan zikrullah”. (Hadis)

Dari Abu Murrah bekas budak Ummu Hani’ bahwa ia pernah bersama Abdullah bin Amr masuk ke rumah bapaknya, Amr bin ‘Ash r.a. lalu ia menyuguhi makanan kepada mereka berdua seraya berkata, “Makanlah!” Jawab Abdullah bin Amr, “(Terima kasih), saya sedang berpuasa”, “Maka Amr menegaskan “Makanlah, karena ini adalah hari-hari yang Rasulullah saw. memerintah kita untuk berbuka dan melarang kita berpuasa padanya.” Malik berkata, “Yaitu hari-hari tasyriq.” (Shahih: Shahih Abu Daud no: 2113, dan ‘Aunul Ma’bud VII: 63 no: 2401).


Dari Aisyah dan Ibnu Umar r.a. keduanya mengatakan, “Tidak diberi rukhshah (keringanan), berpuasa pada hari-hari tasyriq, kecuali bagi orang yang tidak mendapatkan (binatang sebagai) hadyun (sembelihan). (Shahih: Shahih Mukhtashar Bukhari 978 dan Fathul Bari IV: 242 no:1997).

Dinamakan ayyamut tasyriq karena pada hari-hari tersebut daging kurban dijemur pada terik matahari, ada yang berpendapat karena binatang kurban tidak disembelih sebelum matahari bersinar terang, ada pula yang mengatakan karena shalat ‘Idul Adha di saat matahari telah terbit, dan ada juga yang berkata ‘at-tasyriq” artinya takbir pada setiap usaia shalat, Fathul Bari IV/285).

Ada sebagian pendapat mengatakan bahwa hukumnya makruh, bukan haram. Apalagi mengingat masih ada kemungkinan orang yang tidak mampu membayar dam haji untuk puasa 3 hari selama dalam ibadah haji.

3.    Puasa Sehari saja Pada Hari Jum’at

Puasa ini haram hukumnya apabila tidak didahului puasa sebelumnya atau keesokan harinya. Kecuali ada kaitannya dengan puasa lain, misalnya dengan puasa Daud yang kebetulan Kebagian puasa di hari jum’at.

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Saya pernah mendengar Nabi saw. bersabda, “Janganlah seorang diantara kamu beribadah puasa pada hari Jum’at, kecuali (dengan berpuasa) sehari sebelum atau sesudahnya.” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari IV : 232 no: 1985, Muslim II: 801 no: 1144, ‘Aunul Ma’bud VII: 64 no:2403, dan Tirmidzi II: 123 no:740).

4.    Puasa selamanya

Puasa selamanya hanya dapat menyiksa diri sendiri. Dan hanya akan memperburuk pergaulan dimasyarakat. Maksudnya diri sendiri adalah titipan Allah, maka jagalah diri itu. Kemudian merusak pergaulan, misalnya dia menjadi tamu bagi tuan rumah, dan dia disuguhi makanan, tapi dia menolak sepanjang menjadi tamu beralasan puasa. Ataupun ada acara makan bersama, tapi dia menolak karena alasan puasa. Maka jelas ini dapat merusak pergaulan.

Dari Abdullah bin Amr r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadaku, “Ya Abdullah bin Amr, sesungguhnya di malam hari, sesungguhnya jika engkau melaksanakan hal itu, berarti engkau telah menyerang dan menyiksa mata untuknya. Tidak (dinamakan) berpuasa orang yang berpuasa selama-lamanya.” (Muttafaqun’alaih : Muslim II : 815 no: 187 dan 1159 dan Fathul Bari IV:224 no: 1979).

Dari Abu Qatadah bahwa ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi saw. bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana cara engkau berpuasa?” Seketika itu, Rasulullah saw. marah terhadap pertanyaannya. Kemudian tatkala Umar melihat (sikap beliau) itu, ia berkata, “Kami ridha Allah sebagai Rabb (kami), Islam sebagai agama (kami), dan Muhammad sebagai Nabi (kami); kami berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan dari murka Rasul-Nya.” Umar terus mengulang-ulang pernyataan tersebut hingga amarah Rasulullah saw. mereda. Kemudian ia (Umar) berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana tentang orang berpuasa terus menerus?” Maka jawab beliau, “(Berarti) dia tidak berpuasa dan tidak (pula) berbuka.” (Shahih: Shahih Abu Daud no: 2119, Muslim II:818 no: 1162, dan ‘Aunul Ma’bud VII: 75 no: 2403, dan Nasa’i IV: 207).

5.    Puasa Pada Hari Syak (Meragukan)

Hari syak adalah tanggal 30 Sya‘ban bila orang-orang ragu tentang awal bulan Ramadhan karena hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum. Ketidak-jelasan ini disebut syak. Dan secara syar‘i umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu. Namun ada juga yang berpendapat tidak mengharamkan tapi hanya memakruhkannya saja.

6.    Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya

Seorang isteri bila akan mengerjakan puasa sunnah, maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Bila mendapatkan izin, maka boleh lah dia berpuasa. Sedangkan bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syar‘i.

Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membutuhkannya. Misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beri‘tikaf. Sabda Rasulullah SAW Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkan suaminya ada dihadapannya. Karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardhu bagi isteri, sedangkan puasa itu hukumnya sunnah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunnah.

7. Ada yang mengatakan haram puasa di hari sabtu saja tanpa didahului puasa sebelumnya atau sesudahnya. Ada juga dari sumber lain mengatakan haram puasa Setelah Minggu kedua dari bulan Sya’ban bagi orang yang tidak biasa mengerjakannya

            Selain hari-hari tersebut, ada pula waktu dimana umat Islam dianjurkan untuk tidak berpuasa, yaitu ketika ada kerabat atau teman yang sedang mengadakan pesta syukuran atau pernikahan. Hukum berpuasa pada hari ini bukan haram, melainkan makruh, karena Allah tidak menyukai jika seseorang hanya memikirkan kehidupan akhirat saja sementara kehidupan sosialnya (menjaga hubungan dengan kerabat atau masyarakat) ditinggalkan.

Baca Selengkapnya ....

Hikmah Berkurban di Hari Raya Idul Adha

Posted by iqbal 11 komentar

Hari raya idul adha atau disebut juga hari haji, dimana para jamaah haji sedang melaksanakan kewajiban hajinya di mekkah. Bagi yang tidak melaksankan haji janganlah bersedih hati karena ada beberapa amalan lain yang pahalanya sebanding dengan ibadah haji. Idul Adha bagi yang tidak melaksanakan haji sering dirayakan dengan ibadah qurban. Allah swt. paling mencintai amalan di idul adha yaitu ibadah qurban.
Dalam qur'an “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]. Ibadah sholat merupakan ibadah yang langsung kepada Allah sebagai perwujudan ketaatan. Sedangkan untuk ibadah qurban merupakan ibadah yang salah satunya sebagai bentuk melawan nafsu hayawaniah dan juga bentuk rasa syukur atas karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada hambanya baik jasad maupun rohani.
Dalam ibadah qurban tentunya ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil, diantaranya:
  • 1. Sebagai perwujudan rasya syukur kepada Allah swt.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa ibadah qurban salah satunya sebagai bentuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt.
  • 2. Menumbuhkan rasa solidaritas antara kaum yang mampu dan tidak mampu.
Penyembelihan qurban dari saat membawa ternaknya ke tempat penyembelihan,lalu menyembelihnya dengan bekerjasama dan disaksikan juga secara bersama sama.Dengan tidak langsung tumbuh rasa solidaritas kaum muslimin.Selain itu daging kurban dapat bermanfaat bagi kaum yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sehingga terciptalah kasih sayang dan saling megasihi umat islam.
  • 3. Mengingat kisah Nabi Ibrahim as yang menyembelih anakanya ismail as.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa adanya ibadah qurban berasal dari kisah nabi Ibrahim yang ingin menyembelih anaknya Ismail atas perintah mimpinya dari Allah swt. sebagai bentuk ujian. Kemudian singkat cerita ketika Ismail hendak disembelih, datanglah perintah Allah swt untuk mengehentikan penyembelihan itu dan supaya digantikan dengan binatang ternak. Nabi Ibrahim dan Ismail lulus atas ujian yang Allah berikan. Setiap tahun pada waktu tersebut Nabi Ibrahim as berqurban dengan binatang ternaknya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah swt dan rasa sukur atas lulus ujian yang Allah berikan.
Dari kisah tersebut tentunya hikmah yang dapat diambil yaitu antara orang tua dan anak. Kedua duanya melaksanakan perintah Allah swt yang bisa dibilang sempurna. Jadi jadikanlah kasih sayang dan cinta tingkat pertama kepada Allah swt kemudian Rasul kemudian suami ( bagi istri ), kemudian orang tuamu.
  • 4. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan qurban.
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah].
Dari hadis tersebut betapa beruntungnya orang yang melaksanakan ibadah qurban. Bisa kita bayangkan betapa banyaknya kebaikan yang didapatkan orang yang berkurban.

Baca Selengkapnya ....

Kisah Membeli Keajaiban

Posted by iqbal 1 komentar

Derick adalah seorang anak lelaki berumur 7 tahun. Ia terkejut ketika mendengar pembicaraan antara Papa dan Mamanya mengenai parahnya sakit yang diderita oleh Ibunya. Mahalnya biaya operasi menyurutkan semangat mereka untuk mengobati. Ya, mereka tidak mampu untuk membiayai operasi yang super mahal tersebut.

” kita tidak punya uang banyak Bu, kita hanya berharap semoga ada keajaiban, karena keajaiban lah yang bisa menyelamatkan nyawa ibu..” bisik Papa Derick menyemangati Isterinya.
Derick kecil pun segera berlari menuju kamarnya. Ia bongkar isi lemari untuk mencari sesuatu.

” ah..ini dia, akhirnya kutemukan..” jerit Derick bahagia.
Ternyata Derick membongkar lemarinya demi menemukan sebuah celengan. Celengan dari tanah liat itu diangkat Derick tinggi-tinggi kemudian ia hempaskan ke lantai. Dan berserakanlah logam-logam bercampur baur dengan kepingan-kepingan celengan tersebut. Dengan cermat Derick menghitung hasil simpanannya selama ini. Tak lama berselang ia pun segera lari ke toko obat yang berdekatan dengan rumahnya.

Sesampai di toko obat Derick segera menyampaikan maksud hatinya.
” Mas, Ibuku sakit, aku mau beli keajaiban, ada nggak..?” tanya Derick sok tahu.
” Apa katamu? Mau beli keajaiban? ” si penjaga toko bingung mendengar ocehan Derick.
” Kata Ayah dan Ibu, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan Ibu..” jelas Derick.
” Dengar ya dek, kami disini tidak menjual keajaiban, jadi kami tidak bisa menolongmu..” kata si penjaga toko.
” Tolonglah mas, aku punya uang yang banyak kok untuk membelinya..” Derick memaksa dan mengiba.
” Maaf dek, kami tidak bisa membantumu..”
Tiba-tiba seorang laki-laki separuh baya yang sejak tadi berdiri di depan toko tersebut bertanya.
” Nak, keajaiban seperti apa yang di butuhkan oleh Ibumu? “
” Aku tidak tahu pak, tapi kata Ayah dan Ibu, Ibu sakit parah dan harus dioperasi, sedangkan Ayah dan Ibu tidak punya uang untuk biaya operasi ” Derick terisak.
” Berapa uang yang kamu punya Nak?”
” Aku punya lima puluh tujuh ribu rupiah pak” Jawab Derick dengan bangga, ” dan itu adalah uangku semua pak”
” Waaaahh…kebetulan sekali, itu adalah harga yang pas untuk membeli keajaiban yang bisa menyelamatkan nyawa Ibumu” Kata laki-laki tadi sambil mengambil uang yang ada di tangan Derick, ” ayo segera, bawa aku ke tempat kakak dan orang tuamu”
Derick tidak tahu, sebenarnya laki-laki itu adalah seorang dokter ahli bedah di kotanya.

Dengan bantuan dokter bedah tersebut, operasi Ibunya pun dilangsungkan dan berhasil. Ayah Derick sangat bahagia melihat kesehatan Isterinya semakin memulih setelah operasi tersebut.
” ini adalah sebuah keajaiban, aku tidak bisa membayangkan betapa mahalnya operasi ini..” bisik Ibunda Derick.
Derick hanya tersenyum...

*****

Jika Allah telah berkehendak maka pasti ada Jalannya.. ^_^

Sumber: E-Mail Berantai dan ditayang dalam Dekade Transcorp

Baca Selengkapnya ....

8 Pintu Setan dalam Menyesatkan Manusia

Posted by iqbal 0 komentar

Hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Oleh karena itu perlu mengetahui Pintu-pintu
Cara setan untuk masuk.

Pintu pertama:

Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu HASAD (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Pintu kedua:

Ini juga adalah pintu terbesar yaitu MARAH. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا غضب الرجل فقال : أعوذ بالله سكن غضبه

“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash Shohihah no. 1376)

Pintu ketiga:

Yaitu berlebihan sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

Pintu keempat:

Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits:

فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِى الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah)

Pintu kelima:

Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

Pintu keenam:

Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro)

Pintu ketujuh:

Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.

Pintu kedelapan:

Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya. Amiin
smbr : media sosial informasi


Baca Selengkapnya ....

Malu

Posted by iqbal 2 komentar


“Bila Allah hendak membinasakan seorang hamba, Dia akan mencabut rasa malunya darinya. Bila rasa malu ini sudah dicabut, kau akan melihatnya dibenci dan di jauhi orang-orang. Apabila kaulihat ia dibenci dan dijauhi, dicabutlah sikap amanah darinya. Bila Amanah itu sudah dicabut, kau akan lihat dia menjadi khianat dan pengkhianat. Jika ia dianggap khianat dan pengkhianat, dicabutlah rasa kasih sayang darinya. Bila rasa kasih sayang itu sudah dicabut, kau akan lihat dia menjadi penjahat dan terlaknat. Apabila ia sudah jadi penjahat dan terlaknat, dicabutlah Islam darinya. (HR. Ibnu Majah)

Coba kita resapi hadist diatas, betapa dengan gamblang kekasih kita Rasulullah Saw memaparkan keadaan seseorang hanya dari satu sifat saja. Yaitu hilangnya rasa malu..!! Hanya karena tidak malu..atau malu-maluin diri sendiri, berakibat datangnya, nestapa, khianat, jadi penjahat, hilang amanah, dijauhi orang, dibenci dan seabreg keburukan lainnya.

Loh saya juga pemalu kok..!! nanti dulu harus kita bedakan mana namanya pemalu dan namanya MALU menurut syariat..lantas apa BEDANYA.

Tetapi membahas rasa malu yang kita kenal seharian akan terlalu panjang, mari kita cerita saja seputar RASA MALU yang dimaksud dalam hadist-hadist Nabi Saw.

Hilang Rasa Malu, Maka Kalbu Akan Mati .!!

Kaitan antara kalbu dan rasa malu sangatlah kuat, jika kalbu ini sudah dan bahkan sering diisi oleh nutrisi Iman, ilmu syariat dan lainnya pasti rasa malunya pun akan bertambah. Namun kebalikannya jika hati ini tidak pernah diisi dengan iman yang segar, cuman dibiarkan begitu saja, solatnya pun dari dulu gitu-gitu saja, baca Qur’an nya pun dari dulu cuman begitu saja, sedekah nya pun dari dulu cuman segitu-gitu aja, Alias tidak ada perubahan yang signifikan mungkinkah akan bertambah rasa malunya??

Kalau kalbu sudah dibiarkan terbengkalai, maka dipastikan lambat laun KALBU nya padam, sirna dan pastilah kalbunya tidak akan pernah menerangi akal dan raganya.

Kalau sudah begini:

     Sudah tidak malu berbuat perbuatan tercela menganggap sepele maksiat malah senang membicarkannya bahkan di awar2 ke orang lain

Antara dosa dan pahala nga ada bedanya

Kalau ada nikmat tidak bersyukur, kalau banyak kecewa bilang ke sana kemari hidup tuh ngak Adil

Senang melakukan keburukan, ejek sana, menghina disini. Apapun yang ditulisnya membuat orang sakit hati, apapun yang dikatakannya membuat orang benci

Ngak malu pada umurnya, semakin bertambah usia harusnya lebih banyak belajar agama

Tidak malu bahwa ibadahnya tidak berkualitas padahal bisa lebih jika berusaha

Tidak malu tidak pakai jilbab

Tidak punya rasa ingin lebih baik ibadahnya dari yang kemarin

Tidak malu sampai sebesar ini belum juga berbakti kepada Orang tua

Ngak malu dosa dah segudang tapi tidak tobat juga

Ngak malu terus-terusan minta bahagia, sukses tapi lupa dengan orang miskin, anak yatim

Ngak malu bisa hanging out ke mall, ke resto baru padahal nun jauh disana banyak anak yatim cuman makan combro…

Dan seterusnya

Loh Kok Bisa Begitu…?

Cuma perhatikan, kata HAYA (yang berarti MALU) diambil dari kata HAYAH (kehidupan) jadi seakan-akan rasa malu itu akan membuat kalbu seseorang itu hidup, membuat kalbu seseorang itu terus mencari jati diri. Maka pantas sekali jika rasa malu itu bagian dari Iman,  sebagaimana kekasih kita Rasulullah Saw menegaskan:

Malu dan Iman saling berkaitan, jika salah satunya terangkat maka yang lainnya pun terangkat  (HR. Hakim)

Malu itu bagian dari Iman, dan Iman tempatnya di surga. Sementara keburukan bagian dari hati yang sesat. Dan hati yang sesat tempatnya di neraka (HR. Tirmizi)

Ini Dia Nasihat Dari Seorang Celeb Surga

Ibrahim bin Adham, seorang Soleh, seorang celeb surgawi yang pantas kita dengar nasehatnya ketika ia ditanya tentang orang yang suka maksiat:

1.       Jika kau mau maksiat, jangan maksiat di Bumi Allah

    Jika kau mau maksiat, jangan makan rezeki Allah
    Jika kau mau maksiat, jangan sampai terlihat oleh Allah
    Jika datang malaikat maut menjemput, bilang saja tunggu dulu aku mau tobat dulu

Jadi Gimana ...??

Hadirkan dalam hati rasa malu ini:

Malu Karena Sering banget Berbuat Dosa:

Jangan pernah menghitung ibadah kita, karena jika kita hitung pasti akan merasa sudah cukup, Anggap ibadah kita kecil dan tidak berarti, kalau sudah begini pasti ada keinginan untuk beribadah lebih banyak dan lebih baik. Coba banyangkan sekali saja sholat wajib, tiba-tiba kita ber ghibah (membicarakan keburukan orang lain) bukankah pahala solat itu hilang tidak berbekas? Jadi apa yang tersisa????

Malu Karena Lalai

Coba setiap doa yang kita panjatkan biasanya berkisar akan keinginan dan harapan kita yang belum wujud. Namun lupa bersyukur, lupa tahajud, lupa bakti ma ortu, lupa zakat, lupa sedekah, lupa ke pengajian, lupa membesarkan agama Allah dan sederet lupa lainnya.

Malu Karena Cinta

Lah aku juga punya pacar kok..aku cinta…wow..bukan itu maksudnya..pacaran malah menambah dosa, seindah apapun yang dirasakan. Malu karena cinta itu karena kita merasa kita cinta pada Allah dan Rasul, tapi kenyataanya emang kagak cinta karena:
 
Kalau cinta Allah kenapa tidak pernah membanyakan Asma Allah, padahal kalau cinta ke pacar, setiap detik,setiap saat selalu teringat..

    Kalau cinta Allah kenapa susah sekali belajar Al-Qur’an, datang ke pengajian, ngak pernah membesarkan agama Allah.
    Kalau cinta Nabi kenapa banyak sunnah-sunnah nya ditinggalkan? Wudhu aja kagak pernah belajar gimana yang benar, apalagi cara solat, bersiwak, cara tidur, cara makan dll
    Kalau cinta Nabi? Apa punya buku sejarah Nabi di rumah kita?

Malu Karena Nikmat

Kalau merasa banyak nikmat Allah yang dirasakan, kenapa harus sedih, kenapa nga banyakin ibadah nya, kenapa susah disuruh  dalam taat ???

Karena terlalu panjang cukup sekian

Ust. Ackmanz Lc


Baca Selengkapnya ....

Surga Untk Ahli Maksiat

Posted by iqbal 1 komentar

Pada suatu hari, Umar bin Khattab menemui Rasulullah saw, sambil menangis. “Apa yang menyebabkan kau menangsi sedemikian rupa?” tegur Rasulullah saw. Umar bin Khattab lalu menceritakan perihal penyebab tangisannya. Ia bertemu dengan pemuda yang kondisinya memprihatinkan. Pemuda ini menangis terus-menerus dan menceritakan sesuatu sehingga hati Umar bin Khattab merasa pilu.

Rasulullah saw. Berkata, “Sebaiknya kaubawa dia masuk.” Umar kemudian menyusul pemuda tersebut dan menyuruhnya masuk ke rumah Rasulullah. “Perkenalkanlah dirimu kepada Rasulullah,” perintah Umar. Sang pemuda mengangguk. “ Namaku Mudznib, ya Rasulullah,” jawabnya.
Apa yang sebenarnya terjadi sehingga kau menangis seperti ini ?
Aku telah melakukan dosa besar, ya Rasulullah! Aku sangat takut membayangkan siksaan yang akan aku terima di akhirat kelak.”
Apakah kau menyetukan Allah ?” tanya Rasulullah yang belum mengetahui dosa besar apa yang dimaksud Mudznib.
Bukan! Bukan pula membunuh seseorang, ya Rasulullah,” terang Mudznib. “Akan tetapi, dosaku ini lebih besar daripada langit, bumi dan gunung di muka bumi ini.
Apakah dosamu itu lebih besar daripada kekuasaan Allah?”
,,Bahkan dosaku lebih besar lagi, ya Rasulullah,” Mudznib tertunduk lunglai.
Apakah dosamu tersebut lebih besar daripada ‘Arsy’ Allah ?
Dosaku masih lebih besar daripada ‘Arsy’ Allah.
Bolehkah aku tahu, apakah dosamu itu?” tanya Rasulullah saw.

“Selama tujuh tahun, aku telah melakukan perbuatan maksiat! Apabila ada seseorang yang meninggal dunia, lalu dikuburkan, maka segera kugali lagi kuburan itu dan kuambil kain kafannya. Suatu hari, ada seorang gadis yang meninggal. Malamnya, langsung kubongkar makamnya. Entah kenapa, tiba-tiba mayat gadis tadi kusetubuhi berkali-kali dan kugelatakkan begitu saja.”

Mendengar penuturan pemuda ini, Rasulullah saw. Terkejut bukan main dan mengusir pemuda tersebut.

Pemuda itu segera pergi dan terus melangkah. Ia mendekatkan diri kepada Allah swt. (taqarrub). Ia berdoa selama empat puluh hari dan empat puluh malam, mengadukan nasibnya kepada Ilahi Rabbi.

Di tempat lain, Rasulullah saw. Kedatangan malaikat Jibril seraya memberi salam kepada beliau. “Allah swt Menyampaikan salam untukmu, ya Muhammad.
Dia-lah Maha Pemberi Keselamatan. Dan dari-Nya pula kesejahteraan datang dan pada akhirnya akan kembali pada-Nya.
“Allah bertanya, ‘Apakah kau yang menjadikan makhluk?’” tanya Malaikat Jibril.
Dia-lah yang menjadikanku dan menjadikan mereka,” jawab Rasulullah saw.
Apakah kau yang memberi rezeki mereka?”
Bukan! Dia-lah yang Maha Pemberi Rizki kepadaku dan kepada mereka!
Apakah kau menerima tobat mereka?
Bukan, melainkan Dia-lah, Allah, yang menerima tobatku dan tobat mereka.
“(Karena itu), Allah telah menyatakan, ‘Hendaknya kau segera menerima tobat seorang pemuda di mana beberapa waktu lalu kau telah mengusirnya. Sesungguhnya Allah telah menerima tobatnya!” jelas Jibril.

Setelah mendengar penjelasan Jibril, Rasulullah saw. Segera memanggil pemuda tersebut dan menyatakan bahwa Allah Swt. Telah menerima tobatnya. Pemuda itu langsung bersujud syukur.

Bulan MUHARRAM saat yang tepat untuk BERTAUBAT ! saat ini juga……

Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat, "Apakah penyesalan itu taubat ?", "Ya", kata Rasulullah, (H.R. Ibnu Majah).
Amr bin Ala pernah mengatakan: "Taubat Nasuha (totalitas) adalah apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu pernah mencintainya".

"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat." (HR.Muslim)

"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka kedalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak -bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari(pembalasan?)kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." (QS.Ghaafir: 7-9).

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).

"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan/kebodohannya :

1. Orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat.
2. Orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak.
3. Orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu],
yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. "

"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (terus menerus) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang." Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. " (An Nisaa':17-18)

Baca Selengkapnya ....

Rahasia Ilmiah Usia 40 Tahun

Posted by iqbal 3 komentar

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Penemuan ilmiah terbaru menegaskan bahwa perkembangan otak tidak sempurna (sampai pada batas kesempurnaan)

kecuali di penghujung usia 40 tahun. Dan usia ini adalah usia yang ditetapkan oleh Al Qur’an 14 abad yang lalu.

Merupakan hal yang sudah diketahui bersama bahwa wahyu telah turun kepada Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika usia beliau empat puluh tahun. Dan pasti ada hikmah dari usia ini, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah memilih sesuatu kecuali di dalamnya ada hikmah yang agung.

Dan mungkin yang tampak bagi kita dari sebagian hikmah tersebut adalah bahwa pertumbuhan manusia dan kesempurnaan akalnya tidak akan munsul kecuali di penghuung usia empat puluh tahun dari umur manusia

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo`a:

”Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf: 15)

Ayat yang mulia ini menentukan batasan usia empat puluh sebagai usia untuk kesempurnaan kekuatan fisik dan mental, atau kematangannya, atau puncaknya. Dan dengan demikian kita berada di hadapan fakta/kenyataan Quraniyyah. Dan pertanyaan kita sekarang, apakah ada fakta ilmiah yang menguatkan kebenaran firman Allah ’Azza wa Jalla (dalam masalah ini)?

Tentu saja keberadaan fakta/kenyataan ini -jika ada- akan menjadi bukti bagi mereka yang skeptis/ragu-ragu (terhadap kebenaran al-Qur’an), untuk melihat kebenaran Al Qur’an ini. Dan juga menjadi sarana bagi orang yang beriman untuk meningkatkan keimanan dan keyakinannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Inilah yang Anda cari dalam waktu yang lama, tetapi tidak mendapatkan hasil. Seluruh ilmuwan menyatakan dengan tegas bahwa kesempurnaan pertumbuhan otak terjadi pada usia kira-kira dua puluh tahunan, ini adalah apa yang ditunjukkan oleh ujicoba-ujicoba yang mereka lakukan.

Akan tetapi ada penelitian baru, yang dikirim kepadaku oleh salah seorang saudaraku -semoga Allah memberinya pahala- yang menegaskan bahwa perkembangan otak terus berlangsung hingga penghujung usia empat puluh tahunan dari umur manusia. Dan itu benar-benar sesuai dengan apa yang disebutkan oleh al-Qur’an.

Surat kabar Telegraph menerbitkan sebuah artikel berjudul:”Brain only fully ‘matures’ in middle age” yang kurang lebih artinya “Sesungguhnya perkembangan otak tetap berlangsung sampai di pertengahan umur seseorang.”

Dikatakan dalam artikel itu perkataan sebagai berikut:”Anda mungkin mengira bahwa Anda akan menjadi sepenuhnya matang (dalam berpikir) saat Anda berada di usia 21 tahun, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak Anda tidak berhenti perkembangannya, sampai akhir usia 40 tahunan.”

Dalam penemuan ini para ilmuwan menggunakan alat yang dinamakan alat scan fMRI (Functional magnetic resonance) yaitu sebuah alat yang sangat canggih yang bisa mengukur aktivitas dan perubahan-perubahan di daerah otak dengan cara yang menakjubkan.

Dan sebelum abad 21, tidak ada satupun ilmuwan yang mengetahui bahwa perkembangan otak tidak sampai pada kesempurnaan melainkan di akhir usia empat puluh tahunan!

Dan peneltian baru tersebut menegaskan bahwa daerah otak yang terus tumbuh adalah bagian bawah ubun-ubun atau yang dinamakan oleh para ilmuwan prefrontal cortex (korteks prefrontal), bagian paling atas dan ia adalah bagian terdepan dari otak.

Dan daerah ini berperan penting dalam pengambilan keputusan, interaksi sosial, dan fungsi-fungsi kepribadian yang lainnya, seperti perencanaan, tingkah laku, dan pemahaman terhadap orang lain. Dan bagian otak inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Profesor Sarah-Jayne Blakemore berkata:”Sejak kurang dari 10 tahun yang lalu, kami meyakini bahwa pertumbuhan otak terhenti pada usia dini dari umur manusia.”

Kemudian dia melanjutkan:”Tetapi percobaan/ujicoba scan resonansi magnetik (fMRI) pada otak menunjukkan bahwa pertumbuhan otak akan berlanjut sepanjang usia tiga puluhan dan sampai umur empat puluh tahunan dari umur manusia! Dan Daerah yang paling penting dan paling besar pertumbuhannya adalah bagian bawah ubun-ubun.

Bagian itu adalah bagian paling atas di daerah otak depan, yang dialah yang membedakan kita sebagai manusia dengan makhluk lain.”

Di sini kita teringat ayat yang mulia, di mana pada ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala menekankan arti pentingnya ubun-ubun Nashiyah. Dia berfirman meghikayatkan perkataan Nabi Dawud ‘alaihissalam ketika berbicara kepada kaumnya:

”Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabbku dan Rabbmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya (Nashiyah). Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus.” (QS. Huud: 56)

Demikian juga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan dalam do’a beliau: ”Ubun-ubunku di Tangan-Mu.”

Dan pertanyaan kita kepada setiap orang yang ragu dengan kebenaran Islam:”Bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui arti penting ubun-ubun ini (Nashiyah)?”

Dan sekarang kita kembali lagi ke ayat di awal, di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

”…. Hingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo`a:”Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau ….” (QS. Al-Ahqaaf: 15)

Kita katakan Subhanalah! Siapa yang mengajari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menetapkan batasan umur ini kepada beliau?

Dan apakah dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui tentang arti penting umur ini, untuk beliau pilih sebagai awal mula kenabian beliau? Ataukah Allahlah Yang Maha Mengetahui sesuatu yang tersembunyi yang memilihkan untuk beliau?

Apakah dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui bahwa manusia tidak sampai pada usia kedewasaan (kematangan) kecuali pada usia empat puluh tahun? Atau apakah ada seseorang yang memberitahu hal itu kepada beliau?

Bukankah para ilmuwan Barat sendiri mengakui bahwa mereka tidaklah menguak hakekat ini kecuali di akhir tahun 2012? Maka sungguh hakekat-hakekat ini membuktikan dan menyaksikan kebenaran dan kejujuran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan kebenaran Risalah Islam.

***Source ; internet
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog - Design by Iqbal and Bumz | Copyright of Shautussamaa Ilmu Kehidupan.